Senin, 01 Desember 2014

Tekhink Budidaya Belut Dalam Tong


 

Budidaya Belut dalam Tong
Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam kondisi tersebut.
Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.
Bagi Anda yang ingin budidaya belut tetapi tidak mempunyai lahan yang cukup, budaya belut dalam tong adalah alternatif yang bisa Anda coba. Jenis drum yang dapat digunakan adalah drum seukuran drum bekas oli yang sering kita jumpai. Caranya adalah dengan melubangi sisi drum tersebut selebar +/- 30 cm secara memanjang dari atas ke bawah. Kemudian, drum yang sudah dilubangi sisinya tersebut direbahkan dengan posisi lubang di atas. Anda juga dapat menyambung drum-drum tersebut untuk mendapatkan kolam yang panjang. Tentu saja Anda harus mengelas sambungan drum agar drum tidak bocor saat diisi air.
Penting untuk Anda ketahui dalam budidaya belut, bahwa sebelum drum diisi air, drum harus dicat terlebih dahulu agar terhindar dari karat saat terisi air. Baru setelah catnya kering, drum diisi dengan lumpur dengan sampai dengan ketebalan +/- 50 cm. Kemudian drum dapat diisi air sampai permukaan air kurang lebih 5 – 10 cm di atas lumpur.
Langkah selanjutnya adalah mengkondisikan kolam drum agar seperti habitat belut sebenarnya. Caranya dengan menanami eceng gondok di dalam kolam drum. Eceng gondok ini juga berfungsi untuk memproduksi oksigen bagi belut yang Anda pelihara di dalam drum. Sebagai acuan, jumlah ideal eceng gondok dalam drum adalah kurang lebih 30% dari luas permukaan air di dalam drum.
Temperatur yang terlalu panas tidak baik dalam pembudidayaan belut. Oleh karenanya, drum sebaiknya tidak diletakkan di tempat yang langsung terkena sinar matahari.
Jika Anda memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka besar kemungkinan budidaya belut dalam drum akan memberikan hasil yang memuaskan buat Anda. Jangan lupa bahwa prospek budaya belut sangat baik untuk keadaan pasar saat ini.

Kolam Budidaya Belut
Untuk budidaya belut, Anda harus mengetahui terlebih dahulu kolam yang baik untuk belut dapat tumbuh. Secara garis besar, teknik budidaya belut tidaklah terlalu sulit. Kolam tempat budidaya belut harus selalu mendapat sirkulasi air yang terus menerus, walaupun debit airnya kecil. Yang penting, usahakan selalu ada air yang masuk dan ada pula air yang keluar. Dengan selalu adanya sirkulasi air, maka kandungan oksigen dalam air kolam selalu terjaga. Selain itu, sirkulasi air yang terus menerus akan menjaga kondisi air kolam agar tidak cepat keruh. Jika tidak ada sirkulasi air, maka kolam belut akan menjadi kotor dalam waktu 2 sampai 3 hari. Tentu saja hal ini akan merepotkan Anda untuk membersihkannya.


Kolam budidaya belut pada dasarnya dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:
  1. kolam induk belut (kolam untuk mendapatkan benih belut)
  2. kolam untuk benih belut (ukuran belut 1 s/d 2 cm)
  3. kolam belut tanggung (ukuran belut 3 s/d 5 cm)
  4. kolam pertumbuhan / pembesaran untuk konsumsi, yang terbagi lagi menjadi 2 tahap: Tahap ukuran 5 s/d 8 cm sampai membesar menjadi 15 s/d 20 cm, dan selanjutnya tahap ukuran 15 s/d 20 cm sampai membesar menjadi ukuran 30 s/d 40 cm yang siap untuk dipanen
Umumnya kolam-kolam tersebut adalah sama, namun hanya ukuran dan kapasitasnya saja yang berbeda bergantung pada daya tampungnya.
Biasanya kolam induk belut dapat diisi oleh 6 ekor belut / m2. Kolam benih belut dapat diisi oleh kurang lebih 500 ekor belut / m2. Kolam belut tanggung dapat diisi 250 ekor belut / m2. Sedangkan kolam pertumbuhan tahap pertama dapat diisi 100 ekor belut / m2 dan tahap kedua atau tahap akhir dapat diisi 50 ekor belut / m2.
Waktu pemeliharan atau budidaya belut sendiri dapat dikategorikan sebagai berikut; dari bibit belut sampai menjadi belut tanggung kurang lebih membutuhkan waktu satu bulan (sampai ukuran +/- 5 cm). Kemudian belut tanggung ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 s/d 4 bulan sampai menjadi ukuran +/- 30 cm yang siap untuk dikonsumsi, jika Anda menerapkan tehnik budidaya belut yang  benar. Namun demikian, Anda tidak perlu khawatir, karena pada dasarnya cara budidaya belut adalah relatif mudah untuk dipelajari.

Cara Memberi pakan dalam budidaya belut
Dalam budidaya belut, cara memberikan pakan yang benar adalah hal yang wajib diperhatikan. Karena jika tidak, belut yang Anda ternak tidak akan dapat berkembang dengan baik.
Pemberian pakan dalam budi daya ikan belut cukup dilakukan satu kali dalam sehari. Hal ini yang membuat budidaya belut relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan budidaya lele atau ternak ikan lainnya. Waktu yang baik dalam pemberian pakan belut adalah di waktu sore hari. Mengapa sore hari? Karena belut adalah binatang nocturnal, atau binatang yang mencari makan di malam hari. Terutama jika Anda melakukan budidaya belut sawah.
Jenis pakan yang baik bagi belut adalah cacing sutra, bekicot, ikan kecil, atau keong emas. Anda dapat campurkan pelet pada pakan belut tersebut dengan campuran satu berbanding satu. Sebagai contoh, jika Anda memberikan 1 kg bekicot, maka Anda dapat mencapurkannya dengan 1 kg pelet. Sesuaikan jumlah pakan yang Anda berikan dengan jumlah belut yang Anda pelihara.
Satu hal penting yang Anda harus ketahui adalah sifat kanibalisme belut. Di saat belut mengalami perubahan kelamin, maka belut cenderung menjadi hewan kanibal atau pemakan sesamanya. Oleh karenanya, pemberian pakan harus tepat waktu dan cukup jumlahnya. Terlebih lagi jika Anda memilih budidaya belut super, maka jumlah pakan yang diberikan pun harus lebih banyak dibanding budidaya belut parung, atau budidaya belut lainnya.
Ada baiknya jika Anda juga mengikuti pelatihan budidaya belut yang mungkin diselenggarakan oleh dinas peternakan di kota Anda. Dengan mengetahui cara budidaya belut air bersih yang benar, maka hasil yang Anda dapatkan juga akan maksimal.

Prospek Budidaya Belut
Prospek budidaya belut sungguh sangat cerah. Jika dilihat dari trend permintaan pasar untuk belut yang selalu meningkat, dengan mudah dapat diprediksikan bahwa peluang bisnis ini cukup menjanjikan bagi para pengusaha kecil dan menengah, bahkan bagi para pemula yang hanya mempunyai modal usaha yang relatif kecil! Misalnya dengan ternak belut air bersih, atau mungkin budidaya belut parung, atau bahkan budidaya belut dalam tong sekalipun, Anda akan mendapatkan prospek keuntungan yang cukup baik, sehingga peluang bisnis ini adalah peluang bisnis yang patut untuk ditekuni.
Dilihat dari jumlah pemasok belut, bisa dikatakan bahwa jumlahnya tidak terlalu banyak. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa tingkat persaingan budidaya belut pun masih relatif rendah. Dengan permintaan pasar saat ini yang tinggi, Anda bisa simpulkan sendiri bahwa budi daya ikan belut mempunyai prospek yang baik. Namun demikian, sayangnya pilihan budidaya belut yang diadakan pemerintah masih belum terlalu banyak, sehingga Anda harus mencari sendiri sumber informasi dan teknik budidaya belut.
Masalah permodalan pun bukan menjadi masalah utama dalam budidaya belut. Ini dikarenakan modal yang dibutuhkan dalam budidaya ini relatif murah. Anda pun dapat memanfaatkan pekarangan rumah Anda dalam budidaya ini. Ruang yang dibutuhkan pun relatif kecil, bahkan Anda juga dapat memulai budidaya belut dalam tong jika Anda tidak mempunyai pekarangan rumah yang luas. Alternatif lainnya adalah dengan memanfaatkan sawah. Dengan budidaya belut sawah, para petani dapat meraih kentungan ganda, yaitu hasil panen dari sawah dan hasil panen dari budi daya belut, trimakasih. semoga bermanfaat

Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal



Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Pertimbangan Teknis Kolam terpal
Kolam terpal ini bisa di jalankan di medan yang tidak memungkinkan untuk membudidayakan ikan. Misalnya tanah dengan medan propos, tanah pasir, ruang sempit, dan lain-lain.
Keunggulan:
  • Praktis dan mudah
  • Investasi kecil
  • Tidak mudah terkena banjir
  • Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari
  • Kontrol terhadap kualitas dan kuantitas air lebih mudah
  • Mudah melakukan pengeringan dan pembersihan
  • Mudah melakukan panen
  • Bisa dipindahkan
Jenis budidaya:
a. Budidaya Lele untuk Pembibitan
Bagi anda yang ingin menjalankan bisnis budidaya lele di segmen pembibitan harus memahami bahwa bisnis ini cukup menjanjikan. Kenapa demikian? karena setelah telur menetas, bibit lele langsung bisa dijual ke para peternak lele.
Sementara secara teknis bibit lele bisa memiliki ukuran 2-3 cm setelah usia penetasan sudah sekitar sebulan. Biasanya pengembangan bibit lele dilakukan pada medan kolam yang berlumpur. Biasanya di sawah dengan ukuran yang luas. Namun hal ini bisa juga di lakukan namun sebaiknya dilakukan di kolam yang berukuran besar agar bibit cepat besar. Apabila kolam terpal berukuran kecil, maka sebaiknya bibit yang dimasukan dalam jumlah kecil saja. Sebagai penunjang pertumbuhan bibit bisa di suplay dengan makanan berupa pelet setiap harinya.
Waktu yang dibutuhkan agar bibit tumbuh dengan ukuran 5-7 cm sekitar 2 bulan. Bibit yang telah menjapai ukuran ini memiliki harga jual yang lebih baik dan bisa di pasarkan ke peternak lele.
b Budidaya Lele untuk Konsumsi
Bagi anda yang membudidayakan ikan lele dengan tujuan untuk di jual sebagai lele konsumsi maka sebaiknya membeli bibit berukuran 5-7 cm lebih baik lagi bibit jenis lele Dumbo. Kenapa demikian? dalam hal ini pertimbanganya adalah ukuran bibit yang sebesar itu akan akan lebih cepat tumbuh. Sehingga panen bisa berlangsung lebih cepat dalam kurun 3-4 bulan sudah bisa dipanen. Agar hasil lebih baik dan optimal, maka sebaiknya di suplay dengan memberikan makanan seoptimal mungkin. Budidaya lele untuk konsumsi lebih lebih aman dibanding pembibitan. Karena ikan dengan usia besar lebih tahan terhadap penyakit yang menyebabkan kematian.
Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Dalam pembuatan kolam terpal ini yang harus di perhatikan adalah jumlah populasi dan luas kolam. Untuk populasi 100 ekor lele maka luas kolam terpal yang dibutuhkan adalah (P 2m x L 1m x T 0,6m) P=panjang l=lebar T=tinggi. Nah jika ingin mengembangkan dalam jumlah banyak tinggal di kalikan saja dengan lebar tersebut. Contoh (P 4m x L 2m x T 0,6) bisa menampung 200 ekor lele dan seterusnya, yang perlu di perhatikan adalah panjang dan lebar kolam.


Bahan:
  • Terpal
  • Kayu/ batako/ papan/ tanah
  • Alat lain penunjang pembuatan kerangka
Kolam bisa dibuat dengan kayu sebagai kerangka, batako, ataupun tanah. Untuk kolam dengan tanah bisa dengan menggali lobang di tanah kemudian dilapisi terpal. Sedangkan untuk kolam dengan kerangka kayu/ papan/ batako bisa di buat di atas permukaan tanah. Sebaiknya kolam diberikan pelindung peneduh di salah satu bagian kolam. Karena lele merupakan ikan yang suka bersembunyi.
Pemeliharaan dan Perawatan
Sebelum bibit dimasukan ke kolam yang sudah jadi sebaiknya kolam di isi dengan air terlebih dahulu kemudian membuat air agar kaya akan plankton (sejenis biota air yang bisa menjadi makanan bibit). Caranya dengan memberikan pupuk kompos dari kotoran sapi kedalam air secukupnya kemudian biarkan selama tiga hari sehingga plankton bisa hidup dan berkembang.
Agar cepat berkembang sebaiknya lele juga di suplay dengan makanan berupa palet. Pemberian palet bisa dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Namun akan lebih baik diberikan lebih dari 2 kali dengan porsi yang lebih sedikit tentunya. SElain palet bisa juga di suplai dengan makanan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain jika memang ada di sekitar kita. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga sangat bermanfaat menunjang kebutuhan gizi lele.
Pergantian air kolam juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan yang tahan terhadap kondisi berbagai jenis air. Akan tetapi dengan kondisi air yang tidak di ganti dalam jangka waktu lama akan membuat kualitas air menjadi buruk dan bau. Tentunya akan berdampak pada munculnya bebagai penyakit yang bisa menyerang lele. Pergantian air sebaiknya dilakukan dengan membuang 10-30% air di kolam dan menambahkan jumlah yang sama, setiap seminggu sekali atau 2 minggu sekali, artinya bukan mengganti semua air.
Ketika usia lele sudah mencapai 1 bulan di kolam maka seleksi dan pemisahan harus dilakukan. Hal ini mengingat pertumbuhan lele tidak sama antara satu dan yang lainya. Dengan memisahkan lele yang terlam bat tumbuh bertujuan agar mereka tidak kalah bersaing mendapat makanan dengan lele yang telah tumbuh lebih besar. Demikian tips budidaya lele dikolam terpal agar bisa berhasil dan sukses, semoga bermanfaat.

Kamis, 27 November 2014

memilih pendamping hidup menurut islam

Islam memerintahkan kita untuk berumah tangga agar tercipta kehidupan sakinah, mawadda, wa rahmah.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

Lalu bagaimanakah kita memilih pasangan yang kelak dapat membangun rumah tangga dan keluarga yang berkah dari Allah SWT.








Kriteria Memilih Calon IsteriDalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :

Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiWa Sallam : 

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi) 
Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri dibanding dengan harta, keturunan, bahkan kecantikan sekalipun.
Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)
Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)
Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya :


“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)

Sedang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia.


“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak.


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :


Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat laki-laki berkeinginan untuk menikahinya.


Sedang Al Mar’atul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak. Dalam memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :


Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari kehamilan. Untuk mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang mempunyai kesehatan yang baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak anak, disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan kewajiban mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara sempurna.


Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah menikah sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak melahirkan anak maka biasanya wanita itu pun akan seperti itu.


Hendaknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.


Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat yang agung, di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari hal-hal yang akan menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan, dan menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan mengeratkan tali cinta kasih suami istri. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya. Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis :


Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu.”
Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan.

Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara hereditas.

Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam keadaan lemah atau mewarisi cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek moyangnya.

Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan mempererat ikatan-ikatan sosial.

Rabu, 26 November 2014

penggemukan kambing tanpa rumput


Boleh dicopy untuk referensi, tapiii jangan lupa tinggalkan komentar yaaa.......

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI USAHA PENGGEMUKAN KAMBING TANPA RUMPUT (STUDI KASUS DI DUKUH SEDAH, DESA DOPOK, KECAMATAN PADANGAN, KABUPATEN BOJONEGORO)

Khusnul Yakin
NIM 016195189
Khusnulyakin7@gmail.com

ABSTRAK
            Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat potensi penggemukan kambing tanpa rumput sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan, kendala pemanfaatan dan alternatif pemecahan masalahnya yaitu bagaimana mencari pengganti rumput serta bagaimana cara memprosesnya sampai menjadi pakan akternatif yang memenuhi kebutuhan protein dan serat pada kambing tersebut.
            Jerami padi dan jerami jagung mempunyai potensi besar sebagai pakan kambing, terutama sebagai sumber serat. Ketersediaan jerami padi dan jerami jagung cukup melimpah di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan. dengan jumlah yang melimpah. Akan tetapi, kualitas gizinya rendah, sehingga mengakibatkan rendahnya kecernaan yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan kambing tersebut. Oleh karena itu, jerami diperlukan proses lebih lanjut untuk meningkatkan gizi dan memenuhi protein yang dibutuhkan kambing. Berbagai perlakuan untuk meningkatkan mutu jerami telah dilakukan. Pada umumnya, peternak di daerah Asia Tenggara lebih suka perlakuan jerami padi dengan cara difermentasi terlebih dahulu, karena dapat meningkatkan kandungan gizi dan kecernaan serta mudah dilakukan.
Kata kunci : penggemukan kambing, pakan pengganti, proses pembuatan pakan, ekonomi masyarakat.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan wilayah pedesaan sangat erat kaitanya dengan perkembangan dalam bidang peternakan dan pertanian. permasalahan yang timbul pada sektor pertanian adalah semakin sempitnya lahan pertanian dan semakin buruk kondisi tanahnya akibat terus-menerus pemakaian pupuk kimia. ini mengakibatkan menurunya jumlah produksi pertanian yang berakibat pada penurunan pendapatan.
Banyaknya penduduk yang bekerja lebih dari satu pekerjaan di  sebabkan karena hasil dari pekerjaan utama belum mencukupi kebutuhanya. Pendapatan yang diterima bersumber dari berbagai sumber kegiatan atau pekerjaan tergantung dari jenis sumber yang dikuasai, dan biasanya hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Seiring dengan hal tersebut banyak masyarakat petani dipedesaan yang berinisiatif untuk melakukan usaha non formal guna mengatasi menurunya pendapatan. Salah satu usaha tersebut adalah usaha peternakan kambing. Usaha ini mempunyai peluang yang cukup bagus untuk membantu menangani pemasalahan ekonomi pada masyarakat.
Pedesaan mempunyai potensi yang besar dalam usaha perternakan dikarenakan kaya akan jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak secara langsung ataupun diproses sedemikian rupa sampai menjadi pakan alternatif jangka panjang dalam sekali proses. Beternak kambing juga membawa keuntungan tambahan, karena kotoranya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang yang berfungsi sebagai penyubur tanah.
Berdasarkan uraian tersebut penyusun merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai usaha penggemukan kambing tanpa rumput untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. Alasan yang mendorong penulis tertarik meneliti judul tersebut adalah mengingat mayoritas masyarakat dipedesaan berekonomi lemah dan hasil pertanian belum mencukupi kebutuhan hidupnya maka dibutuhkan suatu usaha untuk membantu mencukupi kebutuhan hidupnya. Kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat bisa sedikit teratasi dan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud dalam usaha penggemukan kambing tanpa rumput untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.

A.    Batasan Masalah
“Bagaimanakah upaya yang harus dilakukan peternak kambing dengan sistem penggemukan kambing tanpa mencari rumput atau tanpa hijauan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu, Bagaimana proses beternak kambing dengan cara pemeliharaan seperti tersebut ?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka penulis mengharapkan adanya tujuan yang dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini :
“Ingin mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan kambing tanpa rumput hijauan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan”

D.    Manfaat
1.         Bisa dijadikan pijakan atau acauan oleh institusi-intitusi baik pemerintah maupun swasta dalam peningkatkan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan.
2.         Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan usaha dan peran serta dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi khususnya bagi peternak kambing.

E.     Telaah Pustaka
     Selama penulis melakukan penelitian ini, telah ada beberapa orang yang melakukan penelitian tentang hal tersebut yang mirip dengan penelitian yang penulis teliti selama ini, diantaranya :
     Khukhuh (2010/2011) dalam penelitianya yang berjudul “beternak kambing PE (peranakan etawa)” mengatakan bahwa Untuk memulai usaha ternak kambing jenis Peranakan Etawa ini, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1.      Bibit (calon indukan atau calon pejantan)
     Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
2.      Manajemen dan system Perkandangan
     Kandang kambing etawa biasanya dibuat berpanggung dengantujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah melalui selai lantai panggung karena kotoran dan air kencing akan mengganggu kesehatan ternak jika bersentuhan langsung dengan kaki kambing.
3.      Pakan
     Pada dasarnya ada 2 macam makan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makanan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).untuk jenis HMT (hijauan makanan ternak) antara lain: kaliandraDadap, glagahan,rumput gajah, daun nangka, daun singkong beserta singkongnya, daun ketup sapi, jagung muda beserta pohonnya, daun sengon, mahoni, daun waru rengis, daun rereside. Dan untuk beberapa makanan tambahan seperti: polar, bungkil, gula jawa, singkong, buah nangka (hijau), kulit kedelai,dll.
     Rusdiana dan dwi (2008) dalam penelitianya yang berjudul “analisis penggemukan ternak domba jantan berbasis tanaman ubi kayu dipedesaan” mengatakan bahwa kinerja pertambahan bobot domba perlakuan jauh lebih tinggi dibanding domba yang diternakan secara tradisional. Domba dikandangkan secara individu dengan luas 1 m2/ekor. Pada domba yang dilakukan penelitian tersebut terlebih dahulu domba tersebut diadaptasikan dengan pemberian pakan ubi kayu.


METODE PENELITIAN

1.      Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data atau data sumber tempat memperoleh data dalam penelitian, yang menjadi subjek penelitian ini adalah “penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro”.
2.      Objek penelitian
Objek penelitian adalah permasalahan-permasalahan yang menjadi titik sentral perhatian suatu penelitian. Maka yang menjadi objek penelitian ini adalah penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro yang dalam penelitian ini adalah dalam aspek pemeliharaan dan pengelolaan ternak serta hasilnya.
3.      Teknik pengumpulan data
a.       Interview
          Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang harus dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis bertanya langsung kepada Bapak Sholikin selaku pemilik peternakan.
b.      Observasi
          Yaitu pengamatan, tidak mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini penulis akan mengamati kegiatan secara langsung yang dilakukan oleh Bapak Sholikin mulai dari pembuatan pakan, pemberian pakan, cara mencegah dan mengobati ternak yang terkena penyakit, dll

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan penelitian selama dua bulan di peternakan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. hasilnya sangat baik dalam kaitanya meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
Proses beternak kambing tanpa mencarai rumput atau tanpa hijauan
1.      Perkandangan
            Kandang merupakan tempat yang digunakan untuk hidup kambing. Dengan begitu, keberadaan kandang menjadi mutlak dan kondisinya pun harus nyaman agar pertumbuhan kambing bisa optimal. Selain itu kandang harus dirancang sedemikian rupa agar enak dan nyaman untuk aktivitas peternak.
            Tipe kandang yang digunakan untuk peternakan kambing harus kandang berbentuk panggung. Ini berguna untuk membentuk kolong dibawahnya sebagai tempat menampung kotoran.
2.      Memilih bakalan
            Keuntungan usaha penggemukan kambing yang paling utama adalah mendapatkan pertambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu cepat. Untuk itu peternak harus jeli memilah dan memilih bakalan kambing untuk dipelihara. Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:
1)      Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
2)      Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
3)      Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
4)      Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
5)      Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)
3.      Pakan
-          Bahan.
     Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Dan Jerami yang sangat bagus nilai Gizinya adalah Jerami kangkung. Untuk jerami padi memang cukup bagus, walaupun Nilai Gizinya tak sebanyak Jerami kangkung, dan perlu sedikit berhati-hati untuk jerami padi ini, karena ada beberapa bagian yang akan berefek merusah rumen ternak. Jika itu terjadi, ternak akan nampak membuncit pada bagian perutnya saja.
     Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan kambing tersebut, antara lain :
1)      Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, dan kedelai)
2)      Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll)
     Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain.
-          Cara membuat pakan fermentasi :
1)      1000 Kg  jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai.
2)      20-25 Lt tetes tebu, bila tidak ada dapat diganti gula.
3)      6-7 Lt STARBIO, bila di daerah belum ada dapat diganti dengan EM4, ( tersedia cukup banyak ditoko pertanian )
4)      5-6 Kg Urea untuk menambah kandungan protein makanan
5)      250-300 Lt Air untuk melarutkan starbio dan tetes/15Lt untuk jerami basah
-          Peralatan :
1)      Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
2)      Alat pemotong sabit atau sejenisnya
3)      Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
-          Cara membuat :
1)      Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam supaya dicat agar tidak berkarat
2)      Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran sekitar  25 cm sejumlah isi silo yang ada
3)      Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
4)      Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.
5)      Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
6)      Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
7)      Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul
8)      Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat
9)      Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo

            Berdasarkan proses diatas maka mempengaruhi penjualan kambing milik bapak sholikin. Penjualan kambing dipeternakan milik bapak sholikin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Karena keterbatasan waktu penulis melakukan penelitian selama dua bulan. Berikut analisa perputaran modal dan hasil dari penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. Per-satu ekor kambing :
a.       Perincian
1.      Satu ekor kambing, berat + 20Kg ( usia 5-8 bln )
2.      Waktu pemeliharaan 3 bulan
3.      Penambahan berat Per 6 hari = 2 Kg
b.      Modal yang dibutuhkan
1.      Satu ekor kambing berat 20 Kg. Rp. 800.000,00 + Biaya Pakan 3 bulan Rp. 150.000,00
2.      Total Rp. 950.000,00
3.      Pertambahan berat kambing Per 6 hari Tambah 2 Kg, Maka
-          2 Kg x ( 90 hari : 6 ) = 30 Kg
-          jadi 30 Kg + 20 Kg (berat awal kambing) = 50 Kg
-          Harga kambing per Kg, Per-maret 2014 = Rp. 24.000,00
-          Maka 50 Kg x Rp. 24.000,00 = Rp.1.200.000,00
-          Dikurangi Modal Rp. 800.000,00
c.       Keuntungan = Rp. 400.000,00 perekor kambing


KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
     Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggemukan kambing tanpa rumput merupakan usaha yang sangat berpotensi tinggi dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan, dimana dipedesaan terdapat banyak bahan-bahan pakan alternatif seperti jerami padi dan jerami jagung yang dapat diproses melalui proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan protein dan serat pada kambing.
B.       Saran
     Ada pepatah jawa yang mengatakan “mangan ora mangan sing penting kumpul” artinya kekurangan ekonomi bukan masalah asalkan dapat setiap hari kumpul bersama keluarga. Pepatah ini telah melekat dikehidupan masyarakat pedesaan. Akan tetapi dengan adanya sistem penggemukan kambing dengan cara seperti ini, diharapkan pemerintah mampu menyikapinya secara serius dengan menggalakkan potensi-potensi yang ada dipedesaan khususnya dibidang peternakan, dengan cara mendukung dalam hal modal dan membimbing dalam hal ilmu peternakan.



DAFTAR PUSTAKA

Haryanto B.Jerami Padi Fermentasi Sebagai Ransum Dasar Ternak Ruminasia.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.25 No.3 Tahun 2003.


KOMAR, A. 1984.  Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung- Indonesia.

Martawidjaja, M (2003) Pemanfaatan jerami padi sebagai pengganti rumput untuk ternak ruminansia kecil. Vol. 13. Wartazoa

Mulyono, S. dan B. Suwarno (2009) Beternak domba profilik. Jakarta. Penebar swadaya.

Norytyas prihatiningrum, D (2012) penerapan sistem agribisnis peternakan kambing jawa randu dalam kerangka pengembangan wilayah kecamatan karangpucung, Kabupaten cilacap. Vol. 22. Tugas akhir.

Purbowati, E (2009) Usaha penggemukan domba. Jakarta. Penebar swadaya.