Kamis, 27 November 2014

memilih pendamping hidup menurut islam

Islam memerintahkan kita untuk berumah tangga agar tercipta kehidupan sakinah, mawadda, wa rahmah.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

Lalu bagaimanakah kita memilih pasangan yang kelak dapat membangun rumah tangga dan keluarga yang berkah dari Allah SWT.








Kriteria Memilih Calon IsteriDalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :

Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiWa Sallam : 

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi) 
Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri dibanding dengan harta, keturunan, bahkan kecantikan sekalipun.
Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)
Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)
Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya :


“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)

Sedang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia.


“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak.


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :


Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat laki-laki berkeinginan untuk menikahinya.


Sedang Al Mar’atul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak. Dalam memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :


Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari kehamilan. Untuk mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang mempunyai kesehatan yang baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak anak, disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan kewajiban mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara sempurna.


Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah menikah sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak melahirkan anak maka biasanya wanita itu pun akan seperti itu.


Hendaknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.


Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat yang agung, di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari hal-hal yang akan menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan, dan menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan mengeratkan tali cinta kasih suami istri. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya. Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis :


Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu.”
Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan.

Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara hereditas.

Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam keadaan lemah atau mewarisi cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek moyangnya.

Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan mempererat ikatan-ikatan sosial.

Rabu, 26 November 2014

penggemukan kambing tanpa rumput


Boleh dicopy untuk referensi, tapiii jangan lupa tinggalkan komentar yaaa.......

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI USAHA PENGGEMUKAN KAMBING TANPA RUMPUT (STUDI KASUS DI DUKUH SEDAH, DESA DOPOK, KECAMATAN PADANGAN, KABUPATEN BOJONEGORO)

Khusnul Yakin
NIM 016195189
Khusnulyakin7@gmail.com

ABSTRAK
            Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat potensi penggemukan kambing tanpa rumput sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan, kendala pemanfaatan dan alternatif pemecahan masalahnya yaitu bagaimana mencari pengganti rumput serta bagaimana cara memprosesnya sampai menjadi pakan akternatif yang memenuhi kebutuhan protein dan serat pada kambing tersebut.
            Jerami padi dan jerami jagung mempunyai potensi besar sebagai pakan kambing, terutama sebagai sumber serat. Ketersediaan jerami padi dan jerami jagung cukup melimpah di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan. dengan jumlah yang melimpah. Akan tetapi, kualitas gizinya rendah, sehingga mengakibatkan rendahnya kecernaan yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan kambing tersebut. Oleh karena itu, jerami diperlukan proses lebih lanjut untuk meningkatkan gizi dan memenuhi protein yang dibutuhkan kambing. Berbagai perlakuan untuk meningkatkan mutu jerami telah dilakukan. Pada umumnya, peternak di daerah Asia Tenggara lebih suka perlakuan jerami padi dengan cara difermentasi terlebih dahulu, karena dapat meningkatkan kandungan gizi dan kecernaan serta mudah dilakukan.
Kata kunci : penggemukan kambing, pakan pengganti, proses pembuatan pakan, ekonomi masyarakat.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan wilayah pedesaan sangat erat kaitanya dengan perkembangan dalam bidang peternakan dan pertanian. permasalahan yang timbul pada sektor pertanian adalah semakin sempitnya lahan pertanian dan semakin buruk kondisi tanahnya akibat terus-menerus pemakaian pupuk kimia. ini mengakibatkan menurunya jumlah produksi pertanian yang berakibat pada penurunan pendapatan.
Banyaknya penduduk yang bekerja lebih dari satu pekerjaan di  sebabkan karena hasil dari pekerjaan utama belum mencukupi kebutuhanya. Pendapatan yang diterima bersumber dari berbagai sumber kegiatan atau pekerjaan tergantung dari jenis sumber yang dikuasai, dan biasanya hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Seiring dengan hal tersebut banyak masyarakat petani dipedesaan yang berinisiatif untuk melakukan usaha non formal guna mengatasi menurunya pendapatan. Salah satu usaha tersebut adalah usaha peternakan kambing. Usaha ini mempunyai peluang yang cukup bagus untuk membantu menangani pemasalahan ekonomi pada masyarakat.
Pedesaan mempunyai potensi yang besar dalam usaha perternakan dikarenakan kaya akan jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak secara langsung ataupun diproses sedemikian rupa sampai menjadi pakan alternatif jangka panjang dalam sekali proses. Beternak kambing juga membawa keuntungan tambahan, karena kotoranya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang yang berfungsi sebagai penyubur tanah.
Berdasarkan uraian tersebut penyusun merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai usaha penggemukan kambing tanpa rumput untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. Alasan yang mendorong penulis tertarik meneliti judul tersebut adalah mengingat mayoritas masyarakat dipedesaan berekonomi lemah dan hasil pertanian belum mencukupi kebutuhan hidupnya maka dibutuhkan suatu usaha untuk membantu mencukupi kebutuhan hidupnya. Kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat bisa sedikit teratasi dan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud dalam usaha penggemukan kambing tanpa rumput untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.

A.    Batasan Masalah
“Bagaimanakah upaya yang harus dilakukan peternak kambing dengan sistem penggemukan kambing tanpa mencari rumput atau tanpa hijauan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu, Bagaimana proses beternak kambing dengan cara pemeliharaan seperti tersebut ?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka penulis mengharapkan adanya tujuan yang dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini :
“Ingin mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan kambing tanpa rumput hijauan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan”

D.    Manfaat
1.         Bisa dijadikan pijakan atau acauan oleh institusi-intitusi baik pemerintah maupun swasta dalam peningkatkan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan.
2.         Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan usaha dan peran serta dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi khususnya bagi peternak kambing.

E.     Telaah Pustaka
     Selama penulis melakukan penelitian ini, telah ada beberapa orang yang melakukan penelitian tentang hal tersebut yang mirip dengan penelitian yang penulis teliti selama ini, diantaranya :
     Khukhuh (2010/2011) dalam penelitianya yang berjudul “beternak kambing PE (peranakan etawa)” mengatakan bahwa Untuk memulai usaha ternak kambing jenis Peranakan Etawa ini, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1.      Bibit (calon indukan atau calon pejantan)
     Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
2.      Manajemen dan system Perkandangan
     Kandang kambing etawa biasanya dibuat berpanggung dengantujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah melalui selai lantai panggung karena kotoran dan air kencing akan mengganggu kesehatan ternak jika bersentuhan langsung dengan kaki kambing.
3.      Pakan
     Pada dasarnya ada 2 macam makan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makanan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).untuk jenis HMT (hijauan makanan ternak) antara lain: kaliandraDadap, glagahan,rumput gajah, daun nangka, daun singkong beserta singkongnya, daun ketup sapi, jagung muda beserta pohonnya, daun sengon, mahoni, daun waru rengis, daun rereside. Dan untuk beberapa makanan tambahan seperti: polar, bungkil, gula jawa, singkong, buah nangka (hijau), kulit kedelai,dll.
     Rusdiana dan dwi (2008) dalam penelitianya yang berjudul “analisis penggemukan ternak domba jantan berbasis tanaman ubi kayu dipedesaan” mengatakan bahwa kinerja pertambahan bobot domba perlakuan jauh lebih tinggi dibanding domba yang diternakan secara tradisional. Domba dikandangkan secara individu dengan luas 1 m2/ekor. Pada domba yang dilakukan penelitian tersebut terlebih dahulu domba tersebut diadaptasikan dengan pemberian pakan ubi kayu.


METODE PENELITIAN

1.      Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data atau data sumber tempat memperoleh data dalam penelitian, yang menjadi subjek penelitian ini adalah “penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro”.
2.      Objek penelitian
Objek penelitian adalah permasalahan-permasalahan yang menjadi titik sentral perhatian suatu penelitian. Maka yang menjadi objek penelitian ini adalah penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro yang dalam penelitian ini adalah dalam aspek pemeliharaan dan pengelolaan ternak serta hasilnya.
3.      Teknik pengumpulan data
a.       Interview
          Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang harus dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis bertanya langsung kepada Bapak Sholikin selaku pemilik peternakan.
b.      Observasi
          Yaitu pengamatan, tidak mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini penulis akan mengamati kegiatan secara langsung yang dilakukan oleh Bapak Sholikin mulai dari pembuatan pakan, pemberian pakan, cara mencegah dan mengobati ternak yang terkena penyakit, dll

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan penelitian selama dua bulan di peternakan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. hasilnya sangat baik dalam kaitanya meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
Proses beternak kambing tanpa mencarai rumput atau tanpa hijauan
1.      Perkandangan
            Kandang merupakan tempat yang digunakan untuk hidup kambing. Dengan begitu, keberadaan kandang menjadi mutlak dan kondisinya pun harus nyaman agar pertumbuhan kambing bisa optimal. Selain itu kandang harus dirancang sedemikian rupa agar enak dan nyaman untuk aktivitas peternak.
            Tipe kandang yang digunakan untuk peternakan kambing harus kandang berbentuk panggung. Ini berguna untuk membentuk kolong dibawahnya sebagai tempat menampung kotoran.
2.      Memilih bakalan
            Keuntungan usaha penggemukan kambing yang paling utama adalah mendapatkan pertambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu cepat. Untuk itu peternak harus jeli memilah dan memilih bakalan kambing untuk dipelihara. Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:
1)      Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
2)      Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
3)      Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
4)      Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
5)      Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)
3.      Pakan
-          Bahan.
     Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Dan Jerami yang sangat bagus nilai Gizinya adalah Jerami kangkung. Untuk jerami padi memang cukup bagus, walaupun Nilai Gizinya tak sebanyak Jerami kangkung, dan perlu sedikit berhati-hati untuk jerami padi ini, karena ada beberapa bagian yang akan berefek merusah rumen ternak. Jika itu terjadi, ternak akan nampak membuncit pada bagian perutnya saja.
     Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan kambing tersebut, antara lain :
1)      Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, dan kedelai)
2)      Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll)
     Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain.
-          Cara membuat pakan fermentasi :
1)      1000 Kg  jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai.
2)      20-25 Lt tetes tebu, bila tidak ada dapat diganti gula.
3)      6-7 Lt STARBIO, bila di daerah belum ada dapat diganti dengan EM4, ( tersedia cukup banyak ditoko pertanian )
4)      5-6 Kg Urea untuk menambah kandungan protein makanan
5)      250-300 Lt Air untuk melarutkan starbio dan tetes/15Lt untuk jerami basah
-          Peralatan :
1)      Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
2)      Alat pemotong sabit atau sejenisnya
3)      Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
-          Cara membuat :
1)      Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam supaya dicat agar tidak berkarat
2)      Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran sekitar  25 cm sejumlah isi silo yang ada
3)      Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
4)      Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.
5)      Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
6)      Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
7)      Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul
8)      Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat
9)      Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo

            Berdasarkan proses diatas maka mempengaruhi penjualan kambing milik bapak sholikin. Penjualan kambing dipeternakan milik bapak sholikin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Karena keterbatasan waktu penulis melakukan penelitian selama dua bulan. Berikut analisa perputaran modal dan hasil dari penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. Per-satu ekor kambing :
a.       Perincian
1.      Satu ekor kambing, berat + 20Kg ( usia 5-8 bln )
2.      Waktu pemeliharaan 3 bulan
3.      Penambahan berat Per 6 hari = 2 Kg
b.      Modal yang dibutuhkan
1.      Satu ekor kambing berat 20 Kg. Rp. 800.000,00 + Biaya Pakan 3 bulan Rp. 150.000,00
2.      Total Rp. 950.000,00
3.      Pertambahan berat kambing Per 6 hari Tambah 2 Kg, Maka
-          2 Kg x ( 90 hari : 6 ) = 30 Kg
-          jadi 30 Kg + 20 Kg (berat awal kambing) = 50 Kg
-          Harga kambing per Kg, Per-maret 2014 = Rp. 24.000,00
-          Maka 50 Kg x Rp. 24.000,00 = Rp.1.200.000,00
-          Dikurangi Modal Rp. 800.000,00
c.       Keuntungan = Rp. 400.000,00 perekor kambing


KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
     Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggemukan kambing tanpa rumput merupakan usaha yang sangat berpotensi tinggi dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan, dimana dipedesaan terdapat banyak bahan-bahan pakan alternatif seperti jerami padi dan jerami jagung yang dapat diproses melalui proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan protein dan serat pada kambing.
B.       Saran
     Ada pepatah jawa yang mengatakan “mangan ora mangan sing penting kumpul” artinya kekurangan ekonomi bukan masalah asalkan dapat setiap hari kumpul bersama keluarga. Pepatah ini telah melekat dikehidupan masyarakat pedesaan. Akan tetapi dengan adanya sistem penggemukan kambing dengan cara seperti ini, diharapkan pemerintah mampu menyikapinya secara serius dengan menggalakkan potensi-potensi yang ada dipedesaan khususnya dibidang peternakan, dengan cara mendukung dalam hal modal dan membimbing dalam hal ilmu peternakan.



DAFTAR PUSTAKA

Haryanto B.Jerami Padi Fermentasi Sebagai Ransum Dasar Ternak Ruminasia.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.25 No.3 Tahun 2003.


KOMAR, A. 1984.  Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung- Indonesia.

Martawidjaja, M (2003) Pemanfaatan jerami padi sebagai pengganti rumput untuk ternak ruminansia kecil. Vol. 13. Wartazoa

Mulyono, S. dan B. Suwarno (2009) Beternak domba profilik. Jakarta. Penebar swadaya.

Norytyas prihatiningrum, D (2012) penerapan sistem agribisnis peternakan kambing jawa randu dalam kerangka pengembangan wilayah kecamatan karangpucung, Kabupaten cilacap. Vol. 22. Tugas akhir.

Purbowati, E (2009) Usaha penggemukan domba. Jakarta. Penebar swadaya.