Boleh dicopy untuk referensi, tapiii jangan lupa tinggalkan komentar yaaa.......
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT
PEDESAAN MELALUI USAHA PENGGEMUKAN KAMBING TANPA RUMPUT (STUDI
KASUS DI DUKUH SEDAH, DESA DOPOK, KECAMATAN
PADANGAN, KABUPATEN BOJONEGORO)
Khusnul
Yakin
NIM
016195189
Khusnulyakin7@gmail.com
ABSTRAK
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat
potensi penggemukan kambing tanpa rumput sebagai upaya untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat pedesaan, kendala pemanfaatan dan alternatif pemecahan
masalahnya yaitu bagaimana mencari pengganti rumput serta bagaimana cara
memprosesnya sampai menjadi pakan akternatif yang memenuhi kebutuhan protein
dan serat pada kambing tersebut.
Jerami padi dan jerami jagung mempunyai potensi besar
sebagai pakan kambing, terutama sebagai sumber serat. Ketersediaan jerami padi
dan jerami jagung cukup melimpah di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di
daerah pedesaan. dengan jumlah yang melimpah. Akan tetapi, kualitas gizinya
rendah, sehingga mengakibatkan rendahnya kecernaan yang mengakibatkan lambatnya
pertumbuhan kambing tersebut. Oleh karena itu, jerami diperlukan proses lebih
lanjut untuk meningkatkan gizi dan memenuhi protein yang dibutuhkan kambing.
Berbagai perlakuan untuk meningkatkan mutu jerami telah dilakukan. Pada
umumnya, peternak di daerah Asia Tenggara lebih suka perlakuan jerami padi
dengan cara difermentasi terlebih dahulu, karena dapat meningkatkan kandungan
gizi dan kecernaan serta mudah dilakukan.
Kata
kunci : penggemukan kambing, pakan
pengganti, proses pembuatan pakan, ekonomi masyarakat.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
dan perkembangan wilayah pedesaan sangat erat kaitanya dengan perkembangan
dalam bidang peternakan dan pertanian. permasalahan yang timbul pada sektor
pertanian adalah semakin sempitnya lahan pertanian dan semakin buruk kondisi
tanahnya akibat terus-menerus pemakaian pupuk kimia. ini mengakibatkan
menurunya jumlah produksi pertanian yang berakibat pada penurunan pendapatan.
Banyaknya
penduduk yang bekerja lebih dari satu pekerjaan di sebabkan karena hasil dari pekerjaan utama
belum mencukupi kebutuhanya. Pendapatan yang diterima bersumber dari berbagai
sumber kegiatan atau pekerjaan tergantung dari jenis sumber yang dikuasai, dan
biasanya hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Seiring dengan hal tersebut
banyak masyarakat petani dipedesaan yang berinisiatif untuk melakukan usaha non
formal guna mengatasi menurunya pendapatan. Salah satu usaha tersebut adalah
usaha peternakan kambing. Usaha ini mempunyai peluang yang cukup bagus untuk membantu
menangani pemasalahan ekonomi pada masyarakat.
Pedesaan
mempunyai potensi yang besar dalam usaha perternakan dikarenakan kaya akan
jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak secara langsung
ataupun diproses sedemikian rupa sampai menjadi pakan alternatif jangka panjang
dalam sekali proses. Beternak kambing juga membawa keuntungan tambahan, karena
kotoranya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang yang berfungsi sebagai
penyubur tanah.
Berdasarkan
uraian tersebut penyusun merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
usaha penggemukan kambing tanpa rumput
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. Alasan yang mendorong
penulis tertarik meneliti judul tersebut adalah mengingat mayoritas masyarakat
dipedesaan berekonomi lemah dan hasil pertanian belum mencukupi kebutuhan
hidupnya maka dibutuhkan suatu usaha untuk membantu mencukupi kebutuhan
hidupnya. Kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat bisa sedikit teratasi dan
kesejahteraan masyarakat bisa terwujud dalam usaha penggemukan kambing tanpa
rumput untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
A.
Batasan
Masalah
“Bagaimanakah
upaya yang harus dilakukan peternak kambing dengan sistem penggemukan kambing
tanpa mencari rumput atau tanpa hijauan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarakan
latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu,
Bagaimana proses beternak kambing dengan cara pemeliharaan seperti tersebut ?
C.
Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas maka penulis mengharapkan adanya tujuan yang dicapai
dalam penulisan karya ilmiah ini :
“Ingin
mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan kambing tanpa rumput hijauan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ekonomi
masyarakat pedesaan”
D.
Manfaat
1.
Bisa dijadikan pijakan atau acauan oleh institusi-intitusi
baik pemerintah maupun swasta dalam peningkatkan kesejahteraan dan pengembangan
ekonomi masyarakat pedesaan.
2.
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam
meningkatkan usaha dan peran serta dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi khususnya
bagi peternak kambing.
E.
Telaah
Pustaka
Selama penulis melakukan penelitian
ini, telah ada beberapa orang yang melakukan penelitian tentang hal tersebut
yang mirip dengan penelitian yang penulis teliti selama ini, diantaranya :
Khukhuh (2010/2011) dalam penelitianya
yang berjudul “beternak kambing PE
(peranakan etawa)” mengatakan bahwa Untuk memulai usaha ternak kambing
jenis Peranakan Etawa ini, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan,
diantaranya adalah:
1. Bibit
(calon indukan atau calon pejantan)
Secara umum ciri bibit yang baik
adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya
adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
2. Manajemen
dan system Perkandangan
Kandang kambing etawa biasanya
dibuat berpanggung dengantujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah
melalui selai lantai panggung karena kotoran dan air kencing akan mengganggu
kesehatan ternak jika bersentuhan langsung dengan kaki kambing.
3. Pakan
Pada dasarnya ada 2 macam makan,
yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makanan tambahan (berasal dari
kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).untuk jenis
HMT (hijauan makanan ternak) antara lain: kaliandraDadap, glagahan,rumput
gajah, daun nangka, daun singkong beserta singkongnya, daun ketup sapi, jagung muda beserta pohonnya, daun
sengon, mahoni, daun waru rengis, daun rereside. Dan untuk beberapa makanan
tambahan seperti: polar, bungkil, gula jawa, singkong, buah nangka (hijau),
kulit kedelai,dll.
Rusdiana dan dwi (2008) dalam
penelitianya yang berjudul “analisis
penggemukan ternak domba jantan berbasis tanaman ubi kayu dipedesaan”
mengatakan bahwa kinerja pertambahan bobot domba perlakuan jauh lebih tinggi dibanding
domba yang diternakan secara tradisional. Domba dikandangkan secara individu
dengan luas 1 m2/ekor. Pada domba yang dilakukan penelitian tersebut
terlebih dahulu domba tersebut diadaptasikan dengan pemberian pakan ubi kayu.
METODE PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data
atau data sumber tempat memperoleh data dalam penelitian, yang menjadi subjek
penelitian ini adalah “penggemukan
kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan
Padangan, Kabupaten Bojonegoro”.
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah
permasalahan-permasalahan yang menjadi titik sentral perhatian suatu
penelitian. Maka yang menjadi objek penelitian ini adalah penggemukan kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah,
Desa Dopok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro yang dalam penelitian
ini adalah dalam aspek pemeliharaan dan pengelolaan ternak serta hasilnya.
3. Teknik pengumpulan data
a. Interview
Yaitu
metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang harus dikerjakan
dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis
bertanya langsung kepada Bapak Sholikin selaku pemilik peternakan.
b. Observasi
Yaitu
pengamatan, tidak mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini penulis akan mengamati
kegiatan secara langsung yang dilakukan oleh Bapak Sholikin mulai dari
pembuatan pakan, pemberian pakan, cara mencegah dan mengobati ternak yang
terkena penyakit, dll
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan penelitian selama dua bulan di peternakan
kambing tanpa rumput milik bapak Sholikin. hasilnya sangat baik dalam kaitanya
meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
Proses
beternak kambing tanpa mencarai rumput atau tanpa hijauan
1.
Perkandangan
Kandang merupakan tempat yang
digunakan untuk hidup kambing. Dengan begitu, keberadaan kandang menjadi mutlak
dan kondisinya pun harus nyaman agar pertumbuhan kambing bisa optimal. Selain
itu kandang harus dirancang sedemikian rupa agar enak dan nyaman untuk
aktivitas peternak.
Tipe kandang yang digunakan untuk
peternakan kambing harus kandang berbentuk panggung. Ini berguna untuk
membentuk kolong dibawahnya sebagai tempat menampung kotoran.
2.
Memilih
bakalan
Keuntungan usaha penggemukan kambing
yang paling utama adalah mendapatkan pertambahan bobot badan yang tinggi dalam
waktu cepat. Untuk itu peternak harus jeli memilah dan memilih bakalan kambing
untuk dipelihara. Pada
saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam
pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh
Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar
benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus
diperhatikan adalah sbb:
1) Mata (pilih mata yang bening, bukan
yang kemerahan)
2) Mulut (pilih yang bersih dan tidak
berlendir)
3) Tulang belakang (bentuk yang lurus,
tidak melengkung ke bawah)
4) Wilayah dada (bentuknya agak
menonjol)
5) Ekor (bentuk yang melebar, bukan
yang berbentuk seperti cambuk)
3.
Pakan
-
Bahan.
Ada
beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka
sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Dan Jerami yang sangat
bagus nilai Gizinya adalah Jerami kangkung. Untuk jerami padi memang cukup
bagus, walaupun Nilai Gizinya tak sebanyak Jerami kangkung, dan perlu sedikit
berhati-hati untuk jerami padi ini, karena ada beberapa bagian yang akan
berefek merusah rumen ternak. Jika itu terjadi, ternak akan nampak membuncit pada
bagian perutnya saja.
Adapun
beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan
kambing tersebut, antara lain :
1)
Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, dan kedelai)
2)
Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll)
Terlebih
dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu
yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain.
-
Cara membuat pakan fermentasi :
1) 1000 Kg jerami padi atau jerami jagung atau jerami
kedelai.
2) 20-25 Lt tetes tebu, bila tidak ada
dapat diganti gula.
3) 6-7 Lt STARBIO, bila di daerah belum
ada dapat diganti dengan EM4, ( tersedia cukup banyak ditoko pertanian )
4) 5-6 Kg Urea untuk menambah kandungan
protein makanan
5) 250-300 Lt Air untuk melarutkan
starbio dan tetes/15Lt untuk jerami basah
-
Peralatan :
1) Silo tempat untuk fermentasi dapat
berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
2) Alat pemotong sabit atau sejenisnya
3) Ember atau timba, gembor, terpal
plastik atau karung plastik
-
Cara membuat :
1) Sediakan silo dari bis beton disusun
dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam supaya dicat agar tidak berkarat
2) Jerami kering atau bahan-bahan
kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran sekitar 25 cm sejumlah isi silo yang ada
3) Larutkan tetes dan urea serta
Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
4) Siapkan terpal plastik untuk alas
menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.
5) Jerami yang sudah dipotong ditaruh
di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan
starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
6) Setelah jarami benar-benar telah
disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit
demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
7) Setelah mampat (padat) silo ditutup
hingga rapat betul
8) Setelah 7 hari jerami tersebut baru
dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan
tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali
dengan rapat
9) Penempatan silo supaya terhindar
dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk
ke dalam silo
Berdasarkan
proses diatas maka mempengaruhi penjualan kambing milik bapak sholikin. Penjualan kambing dipeternakan milik
bapak sholikin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Karena keterbatasan waktu
penulis melakukan penelitian selama dua bulan. Berikut analisa perputaran modal
dan hasil dari penggemukan kambing
tanpa rumput milik bapak Sholikin. Dukuh Sedah, Desa Dopok, Kecamatan Padangan,
Kabupaten Bojonegoro. Per-satu ekor kambing :
a. Perincian
1. Satu ekor kambing, berat +
20Kg ( usia 5-8 bln )
2. Waktu pemeliharaan 3 bulan
3. Penambahan berat Per 6 hari = 2 Kg
b.
Modal yang dibutuhkan
1. Satu ekor kambing berat 20 Kg. Rp.
800.000,00 + Biaya Pakan 3 bulan Rp. 150.000,00
2. Total Rp. 950.000,00
3. Pertambahan berat kambing Per 6 hari
Tambah 2 Kg, Maka
-
2 Kg x ( 90 hari : 6 ) = 30 Kg
-
jadi 30 Kg + 20 Kg (berat awal kambing) = 50 Kg
-
Harga kambing per Kg, Per-maret 2014 = Rp. 24.000,00
-
Maka 50 Kg x Rp. 24.000,00 = Rp.1.200.000,00
-
Dikurangi Modal Rp. 800.000,00
c.
Keuntungan = Rp. 400.000,00 perekor
kambing
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggemukan kambing tanpa rumput
merupakan usaha yang sangat berpotensi tinggi dalam upaya meningkatkan ekonomi
masyarakat pedesaan, dimana dipedesaan terdapat banyak bahan-bahan pakan
alternatif seperti jerami padi dan jerami jagung yang dapat diproses melalui
proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan protein dan serat pada kambing.
B.
Saran
Ada
pepatah jawa yang mengatakan “mangan ora
mangan sing penting kumpul” artinya kekurangan ekonomi bukan masalah
asalkan dapat setiap hari kumpul bersama keluarga. Pepatah ini telah melekat
dikehidupan masyarakat pedesaan. Akan tetapi dengan adanya sistem penggemukan
kambing dengan cara seperti ini, diharapkan pemerintah mampu menyikapinya
secara serius dengan menggalakkan potensi-potensi yang ada dipedesaan khususnya
dibidang peternakan, dengan cara mendukung dalam hal modal dan membimbing dalam
hal ilmu peternakan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto B.Jerami Padi Fermentasi Sebagai Ransum Dasar
Ternak Ruminasia.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.25 No.3 Tahun 2003.
KOMAR, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan
Ternak. Cetakan pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung- Indonesia.
Martawidjaja, M (2003) Pemanfaatan jerami padi sebagai pengganti
rumput untuk ternak ruminansia kecil. Vol. 13. Wartazoa
Mulyono, S. dan B. Suwarno
(2009) Beternak domba profilik.
Jakarta. Penebar swadaya.
Norytyas prihatiningrum, D
(2012) penerapan sistem agribisnis
peternakan kambing jawa randu dalam kerangka pengembangan wilayah kecamatan
karangpucung, Kabupaten cilacap. Vol. 22. Tugas akhir.
Purbowati, E (2009) Usaha penggemukan domba. Jakarta.
Penebar swadaya.